Nah…
cerita kali ini gwa dapatkan di hari yang sama tapi di tempat dan waktu yang
berbeda. Ketika di transjakarta, gwa melihat ada seorang anak yang mungkin
usianya 15/16 tahun. Duduk dibangku prioritas yang sebenarnya diperuntukan
untuk penyandang disabilitas, ibu hamil, lansia dan orang yang membawa balita. Dengan
kaki kiri yang diselonjorkan, kaki kanan diangkat ke kaca transjakarta, dan earphone yang memutar sebuah lagu.
Sebenarnya
gwa udah mulai curiga ketika gwa masuk transjakarta itu. Saat pintu terbuka,
gwa sudah disambut dengan jeritan “Aw..” yang cukup terdengar. Mulai dari
situlah gwa, memperhatikan setiap tingkah laku si anak itu. Tingkah laku yang
tak biasa gwa lihat pada anak seusianya mulai membuat gwa penasaran. Dari menirukan
berbagai suara karakter animasi, berbicara dengan banyak bahasa, terutama
lancarnya dia berbahasa inggris, tapi kenapa dia selalu mengulang jeritan “Aw..”
sambil memperagakan seolah mencabut rabut dikepalanya dan juga kegelisahan yang
tampak dalam tiap geraknya.
Karena penasaran
yang cukup tinggi, akhirnya gwa menanyakan tentang autisme kepada mbah gugel. Ternyata
ada beberapa hal yang sama dengan dirinya. Seperti perilaku yang suka mengulang
gerakan dan perkataan, lalu gejala umum yang merupakan kegelisahan, perubahan
suara. Selain itu, kebanyakan penderita austime ternyata berusia 3-5 tahun,
6-13 tahun, 14-18 tahun, 19-40 tahun, 41-60 tahun. Dan mayoritas penderitanya
adalah laki-laki.
Akhirnya sang
anak tersebut turun di halte sarinah, dan dari situlah gwa sudah tak
memperhatikan tiap geraknya lagi. Sebenarnya, gwa juga tidak terlalu yakin jika
sang anak merupakan penderita autisme, karena dari banyak contoh gejala tak
semuanya ia miliki. Selain itu, gwa juga bukan dokter yang bisa meyakinkan
apakah sang anak memang benar menderita autisme. Tapi kalo temen-temen
penasaran dengan apa itu autisme, kalian bisa cari aja di google ataupun
melihat tingkah perilakunya di youtube.
But, yang
sebenarnya gwa mau bahas bukanlah tentang autisme secara mendalam. Dari kejadian
tadi, gwa berfikir bahwa orang-orang memiliki kekurangan seperti autisme
ternyata mempunyai kelebihan yang tidak banyak orang normal miliki.
No comments
Post a Comment