Jakarta, ZakariaNews - Masa ini bisa dikatakan adalah masa kejayaan kompeni. Kompeni yang
mulanya sekedar perusahaan dagang kini berperan sebagai kekuatan politik
di Nusantara, setelah pada 1 abad sebelumnya VOC berhasil menaklukkan
dan mengkerdilkan pengaruh kerajaan-kerajaan besar di Nusantara.
Pertempuran yang terjadi masa ini kebanyakan adalah campur tangan VOC
dalam intrik perebutan kekuasaan raja-raja di Nusantara, terutama Banten
dan Mataram. Dimana VOC mendukung pihak yg satu melawan pihak lainnya.
 |
Lukisan serdadu VOC di Coromandel, India 1720 |
Pada awal abad ini di Eropa seragam tentara mulai diterapkan secara luas, meskipun begitu serdadu VOC masih belum berseragam. Seorang prajurit VOC asal Jerman di tahun 1728 mengeluhkan tentang buruknya penampilan mereka "Pakaian
sangat mahal harganya, beberapa orang ada yang memakai baju biru,
merah, hijau, kuning, coklat, putih atau hitam, sebagian hanya memiliki
rompi atau "beulätze", sebagian bertelanjang kaki, yang lainnya
bersepatu dan kaus kaki, dan ada yg bersepatu tanpa kaus kaki."
Gaya pakaian awal abad ini (1700) :
 |
Serdadu Belanda 1710 |
- Shirt / kemeja putih masih tanpa perubahan berarti.
- Waistcoat (jas daleman) tanpa kerah, berlengan atau tanpa lengan (rompi), panjang sama dengan coat.
- Coat (jas luar) tanpa kerah, panjang
coat sampai ke lutut. Lengan coat tidak lagi di bawah siku tetapi penuh
sampai pergelangan tangan sehingga lengan shirt tidak terlihat lagi,
dengan manset coat terbalik
- Dasi cravat atau jabots masih digunakan
- Celana selutut berukuran pas sesuai ukuran paha
- Berkaus kaki sampai ke atas lutut, diikat pada bagian bawah lutut dan sepatu pendek atau boots tinggi
- Topi; pemakaian topi berlipat 3 atau disebut tricorne menjadi sangat populer di kalangan militer dan menengah atas.
 |
Topi model tricorne |
Perlengkapan Militer
- Senapan api model flintlock mendominasi, arquebus sudah tidak digunakan lagi
- Helm dan baju zirah ditinggalkan.
Kecuali kavaleri berat masih ada yg menggunakan baju zirah dan helm,
itupun hanya sebatas melindungi bagian badan saja, bahkan ada juga yg
bagian depannya saja.
- Penggunaan bayonet mulai populer, pasukan bertombak dibubarkan
- Pouch peluru diselempangkan di bahu,
sementara pedang dan bayonet di gantung di sabuk pinggang. Ada juga yang
menggunakan pouch di sabuk pinggang.
 |
Serdadu VOC mengenakan pouch peluru di pinggang |
Sekitar tahun 1730
- Rambut ikal terurai sudah tidak zaman, rambut atau wig masih panjang
tetapi diikat rapi ke belakang dan dikuncir kemudian diikat pita. Wig
yg diputihkan menjadi populer dan wig biasanya hanya dipakai oleh para
perwira atau kalangan menengah atas.
 |
Wig atau rambut dikuncir rapih |
- Waistcoat menjadi lebih pendek dibandingkan coat, panjangnya sekitar
di antara pinggang dan lutut. Dan menjadi sedikit di bawah pinggang
pada pertengahan abad ini.
- Pemakaian coat dengan bagian atas dikancing dan bagian bawah
pinggang sering terlihat dilipat ke belakang agar memudahkan dalam
bergerak. Saku coat pindah agak ke atas atau ke belakang.
- Sekitar 1750 Coat berkerah lipat keluar sudah mulai terlihat
meskipun belum populer. Model coat dengan bagian kancing depan berlipat
dengan warna yg berbeda menjadi populer
- Gaiter panjang sampai atas lutut menggantikan kaus kaki mulai
digunakan. Mengingat sulitnya pasokan di daerah koloni penggunaan gaiter
kemungkinan lebih umum dibandingkan sepatu boots.
- Cravat masih digunakan dan sekitar pertengahan abad ini cravat disimpan di dalam coat yg dikancing bagian atasnya.
- Paper cartridge (selongsong kertas) mulai populer, penggunaan powder flask mulai berkurang.
 |
Inggris, Belanda dan Austria melawan Prancis, Battle Fontenoy 1745 |
 |
Gaya seragam tentara Eropa, Seven Years War 1756-1763 |
 |
Tentara Eropa memakai Gaiter warna hitam |
 |
Tentara Eropa dengan gaiter warna putih |
 |
Seragam tentara Belanda 1752-1800 |
Sekitar tahun 1770
 |
Lukisan jamuan makan VOC dengan Raja Candy Colombo, Srilanka 1772 |
 |
Terlihat prajurit
VOC mengenakan seragam model yg berbeda dengan warna sama. Di
belakangnya kemungkinan prajurit VOC asal pribumi |
 |
Sketsa ini
diasosiasikan dengan perlawanan Sultan Nuku di Maluku sekitar 1775-1805.
Agak aneh topi yg digunakan VOC masih topi abad ke 17. |
- Penggunaan wig mulai berkurang, rambut pendek kembali populer.
- Coat berkerah lipat mulai populer. Bagian depan coat di bawah dada
dipotong sedikit melengkung ke belakang sehingga terbuka dan kancing
depan coat menjadi sekedar asesoris saja, hanya bagian atas yg dapat
dikancingkan
 |
Seragam VOC 1784 di Batavia, ilustrator Rolland, H |
- Penggunaan pedang bagi infantri semakin berkurang, biasanya hanya pasukan elit dan perwira saja yg dilengkapi pedang.
- Pouch peluru diselempangkan di bahu kiri, sedangkan pedang atau
bayonet menggunakan sabuk selempang di bahu kanan sehingga saling
bersilangan.
Sekitar tahun 1790
Revolusi rakyat prancis memberi efek revolusi juga di negeri Belanda
yang mengakibatkan berdirinya pemerintahan baru yaitu Republik Batavia
(1795). Pemerintahan baru ini membubarkan VOC pada tahun 1799 dan segala
aset VOC yaitu negeri Hindia Belanda disita negara untuk membayar
hutang VOC. Para pegawai VOC dialihkan menjadi langsung di bawah
pemerintahan Republik Belanda.
Republik Batavia (bukan kota Batavia) bisa dikatakan adalah negara vasal
republik Prancis. Karena itu seragam mereka mengadopsi model seragam
tentara rakyat Prancis.
 |
Letnan kolonel
C.R.T. Krayenhoff menggunakan seragam tentara Prancis meninggalkan
Jenderal Daendels berangkat dari Maarssen ke Amsterdam untuk
menggulingkan dewan Amsterdam, 18 Januari 1795 |
 |
Penahanan Ratu Wilhelmina 1787 saat Revolusi Belanda, terlihat di sebelah kiri pakaian revolusioner Belanda |
- Pemakaian celana panjang mulai menggantikan celana pendek ¾.
- Topi tricorne digantikan topi bicorne yang berlipat dua.
- Pemakaian dasi cravat pada seragam militer mulai ditinggalkan.
- Coat berkerah tegak, dan bagian bawah pinggang sebelah depan
dihilangkan, sehingga menyisakan bagian belakangnya saja yg dilipat ke
belakang membentuk ekor panjang, disebut long tail coat.
Meskipun begitu, gonjang-ganjing politik di negeri Belanda yg
berlangsung singkat sepertinya tidak banyak mempengaruhi kondisi di
Hindia-Belanda. Ditambah lagi dengan adanya blokade dari Inggris
terhadap Belanda yang pro Prancis menyebabkan putusnya komunikasi antara
Belanda dan Hindia-Belanda. Kemungkinan besar sisa-sisa tentara kompeni
masih menggunakan seragam lama mereka. Hingga datangnya Jendral
Daendels di Batavia tahun 1808.
Sumber. http://arpan-media.blogspot.com/
No comments
Post a Comment