Sunday, June 24, 2018

Cerita Mas Joko – Bergadang


Nanti malem ada pertandingan bola Piala Dunia antara Portugal vs Spanyol, seperti halayak pertandingan liga champion pertandingan tersebut baru mulai jam 1 malam. Karena memang antara Indonesia dan Eropa memiliki perbedaan waktu yang cukup jauh. Maka dari itu, gue tidur lebih cepat. Sebelum magrib tidur dan bangun jam 11:30.
Biasanya sih gue nonton sendirian di ruang tamu, dengan lampu mati dan ditemani dengan segelas kopi supaya gue gak ketiduran. Tapi kali ini gue nggak sendirian, ada temen gue pas SD lagi main ke rumah. Kebetulan dia gila bola juga, semua tentang Real Madrid dia tau, begitu pula dengan Portugal yang menjadi negara andalannya saat Piala Dunia.
Sebelum nonton gue dan Hendra, main playstasion sambil menunggu kick off babak pertama mulai.
Wow…pertandingan kali ini tampak seru, jual-beli serangan yang apik, tendangan keras Ronaldo yang cantik tapi masih bisa di halau kiper spanyol. Hingga akhirnya wasit membunyikan pluit panjang berakhirnya pertandingan, skor tetap 3-3. Portugal dan Spanyol harus rela berbagi angka di pertandingan perdana Piala Dunia kali ini.
Mungkin gitu lah yang bisa gue gambarin sedikit apa yang dikatakan oleh komentator. Initinya sih gue berdua tegang, ketika Portugal berhasil membobol gawang De Gea, Hendra teriak kenceng bukan main. Gitu juga pas Spanyol gol-in ke gawang Portugal. Ruang tamu gue jadi kapal pecah, padahal Cuma nonton bola doang.
Sekarang udah jam 4 pagi, udah ngantuk lagi. Saatnya tidur!!! Sungguh aneh, disaat yang lain bangun untuk sholat subuh, gue malah baru tidur. Jangan ditiru.

Saturday, June 23, 2018

Cerita Mas Joko - Ngomongin Cinta

Gue udah jomblo kurang lebih selama 3 tahun, terakhir gue punya pacar itu ketika SMP kelas 8. Kalo diitung-itung, gue udah punya 6 mantan pacar dan 11 mantan gebetan. Ketika menjomblo selama 1 tahun, Gue baru sadar kalau pacaran anak SMP itu cukup menjijikkan.

Gue suka ngobrol bareng temen-temen gue yang kebanyakan udah berpengalaman dalam dunia percintaan dan tentunya mereka jauh lebih tau dari gue. Mereka suka menyinggung tentang hal-hal menjijikkan yang dilakukan oleh sepasang anak SMP yang berpacaran didepan umum. Mulai dari panggilan sayang hingga gandengan tangan di depan umum.

Maka dari itu, gue memutuskan untuk stop berpacaran. Karena, gue juga pernah mengalami hal tersebut. Mulai dari panggilan sayang yang menjijikkan sampai menunjukkan sedikit banyak tanda-tanda sepasang kekasih yang masih belia. Gue jadi berfikir, apa yang gue lakukan dulu itu adalah hal yang dianggap menjijikkan oleh orang-orang dewasa.

Dan semenjak itu gue mulai memilih pacar. Ada beberapa kriteria pilihan yang gue tambah. Seperti, cerdas, aktif dan tidak terlalu kemayu. Tapi ternyata untuk mencari yang sesuai dengan kriteria gue itu susah. Karena kalau gue perhatiin jarang banget perempuan yang memiliki kriteria seperti yang gue inginkan.
Biasa perempuan yang pinter atau cerdas itu tidak ingin pacaran, ia fokus dengan nilai atau pelajaran dikelas dan juga memiliki wajah yang kurang cantik sehingga mengurangi poin dalam kriteria pilihan gue.

Selanjutnya, jika ada perempuan yang cantik, manis dan menawan tapi sayangnya dia bego. Bego atau kurang pinter merupakan salah satu kriteria yang cukup bernilai, jadi kalau ada perempuan cantik tapi bego sayang sekali poin dalam kriteria yang gue inginkan berkurang banyak.
Jika gue ingin perempuan yang aktif maka permasalahan selanjutnya adalah perempuan tersebut tomboy. Gue memang gak terlalu suka dengan cewek yang kemayu tapi gue juga kurang suka dengan cewek tomboy. Sehingga jika ada perempuan yang tomboy, sedikit bayak itu mengurangi poin dalam kriteria pilihan gue.

Nah kalo begini jadinya bingung kan. Dengan kriteria yang banyak dan sulit, tapi disisi lain gue pengen banget ngerasain yang namanya pacaran lagi. Sehingga suatu ketika, didalam otak gue terlintas bahwa yang sekarang gue butuhkan adalah perempuan yang mau dengan gue.

Kekurangan nya apa itu urusan belakangan karena cinta itu harus saling melengkapi.
Makanya, beberapa bulan terakhir gue kembali merasakan yang namanya jatuh cinta. Tapi belum sampe pacaran eh.. gue disuruh ngejauh dari dia dengan alasan yang tidak jelas. Yasudah lah..

Sekarang sih Joko mending fokus belajar aja biar nanti bisa kuliah di luar negeri. Hehehehe *alesan aja sih.

Friday, June 22, 2018

Cerita Mas Joko - Lebih Buruk Dari Anak Kos


Mahasiswa yang kuliah di luar kota biasanya menyewa kos untuk tempat beristirahat. Dari fasilitas kos saja kita bisa tau kisaran harga untuk ngekos di tempat tersebut.

Biasanya kosan yang memiliki kamar mandi didalam kamar dengan yang diluar kamar, harganya berbeda, cenderung lebih mahal yang didalam. Selain itu tolak ukur untuk mengetahui harga kos juga dapat dilihat dari fasilitas penunjang seperti tv kabel dan WiFi.

Nah dari harga kos juga kita bisa tau, bagaimana kehidupan sehari-hari si anak kos. Kalo yang tinggal dikosan yang punya fasilitas lengkap biasanya anak orang kaya dan suka nongkrong sama temen-temennya.

Berbanding terbalik dengan anak kos yang kosannya cuma ada sepetak, gak ada air conditioner, gak ada tv dan WiFi. Gaul nya mereka juga biasa biasa aja, mungkin sesekali ikut nongkrong di kafe. Walaupun lebih sering di kedai bubur kacang ijo, pesen mie rebus minumnya es teh manis. Pokoknya makannya tuh tergantung uang bulanan yang dikirim, kalo memang cukup untuk makan enak yaa hayuk, kalo kurang ya bisa di warteg atau makan mie instan.

Tapi sekurang-kurangnya mahasiswa ngekos, ternyata mereka masih beruntung karena masih bisa mendapatkan pelajar dibangku kuliah. Gak kayak adik temennya Joko yang ada di pelosok, hanya bisa merasakan sampai bangku SMA bahkan SMP/SD. Jadi, bersyukurlah kita, jangan sia siakan yang telah ada. Kejar terus cita-cita!

Wednesday, June 20, 2018

Manusia dan Alam

Tuhan menciptakan alam semesta beserta isinya tentu dengan maksud dan tujuan yang baik.

Terciptanya manusia dan makhluk hidup lainnya pasti ada manfaat dibalik semua itu. Saling berkesinambungan dan saling melengkapi salah satunya.

Padi yang menjadi produsen dalam suatu ekosistem, lalu di makan oleh tikus yang berikutnya disantap ular pemangsa dan burung elang menjadi salah satu konsumen tertinggi dalam rantai makanan, namun akhir dari semua itu ada di bakteri pengurai yang menghabisi bangkai dari semua mahkluk hidup yang ada di dunia ini.

Manusia adalah makhluk hidup yang paling cerdas diantara makhluk hidup yang lainnya, juga turut mengambil bagian dalam rantai makanan. Tentunya manusia berperan sebagai konsumen.

Tumbuhan tak hanya jadi produsen saja, begitu juga dengan hewan dan manusia. Semuanya saling memberikan manfaat. Kotoran hewan yang diserap oleh tanah dapat dijadikan sebagai pupuk organik yang baik untuk tumbuhan.

Jika salah satu dari rantai makanan ada yang berkurang ataupun punah, tentunya akan ada perbedaan dan perubahan dibalik itu.

Oleh karena itu, sebagai makhluk hidup yang paling cerdas dan paling berpengaruh di dunia ini, kita harus menjaga semua itu agar seimbang dan adil.

Belakang ini muncul berita terkait hubungan manusia dan alam. Dari manusia dimangsa ular hingga buaya muara yang kembali muncul kepermukaan.

Dari berita-berita tersebut ada sisi baik dan sisi buruknya.

1. Manusia dimakan ular,  Gajah Sumatera & orang utan yang masuk ke kampung.

Akibat rusaknya ekosistem atau tempat tinggal dari hewan-hewan tersebut, maka mereka (ular, gajah, orang utan dll) mau tak mau masuk ke permukiman warga untuk mencari makanan dan tempat tinggal baru.

2. Buaya muara yang muncul kepermukaan.

Baru-baru ini beredar video munculnya buaya ke permukaan air, tentu cukup membuat heboh masyarakat. Karena buaya tersebut baru muncul kembali setelah lama tak terlihat. Menurut Gwa, dengan adanya kejadian itu “harusnya” kita senang karena kejadian itu membuktikan bahwa air di sekitar daerah tersebut memiliki kualitas yang cukup baik. Sudah tidak tercemar oleh limbah industri.

Intinya, manusia jugalah makhluk hidup sama seperti tumbuhan dan hewan-hewan yang ada. Maka jagalah bumi ini sebagaimana rumah kita bersama. Stop kerusakan lingkungan, kita mulai melestarikan lingkungan  dimana tempat kita tinggal.
© KATABANGJAKA