Friday, June 02, 2017

Jarimu Harimaumu

Ada banyak kasus Intimidasi yang kerap terjadi belakangan ini. Karena tulisan di media sosial. Banyak orang yang langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial karena sebuah tulisan dari isi hatinya. Padahal maksud mereka hanya untuk mengemukakan pendapat. Yaa, Kita memang bebas mengemukakan pendapat tapi kita juga harus menyaring pendapat kita, tidak semua isi hati kita bisa diterima oleh orang banyak. Jangan sampai pendapat kita melukai perasaan orang lain.

Afi Nihaya Faradisa, Siswi kelas 12 SMAN 1 Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur. Remaja 18 tahun ini viral karena tulisan di halaman Facebook nya yang berjudul "Warisan".

"Setelah beberapa menit kita lahir, lingkungan menentukan agama, ras, suku, dan kebangsaan kita. Setelah itu, kita membela sampai mati segala hal yang bahkan tidak pernah kita putuskan sendiri," kutipan dari tulisan Afi di halaman Facebook nya.

Tulisan positif itu malah di cap negatif oleh sebagian orang. Tapi tanggapan negatif tersebut diabaikan oleh Afi, menurutnya jika ia menanggapi semua kritikan orang-orang akan semakin membuat panas permasalahannya.

Padahal Afi pernah di ancam akan dibunuh oleh seseorang, Afi juga kerap di bully karena tulisan tulisannya.

Bukan cuma Afi saja, Dr Fiera juga menjadi viral dua minggu yang lalu karena status facebooknya.

Lagi-lagi karena pendapatnya terhadap masalah yang sedang dialami oleh Pemimpin FPI.

“kalau tidak salah, kenapa kabur? Toh ada 300 pengacara n 7 juta ummat yg siap mendampingimu, jgn run away lg dunk bib”

“kadang fanatisme sudah membuat akal sehat n logika tdk berfungsi lagi, udah zinah, kabur lg, masih dipuja & dibela”

“masi ada yg berkoar2 klo ulama mesumnya kena fitnah, loh...dianya kaburr, mo di tabayyun polisi beserta barbuk ajah ga berani”

Status tersebut membuat pekerjaan Dr Fiera terganggu, karena harus berurusan dengan pihak kepolisian dan juga ormas yang bersangkutan.

Tapi, kini Dr Fiera sudah berada di Jakarta dan sudah meminta maaf kepada pihak pihak yang bersangkutan.

Selanjutnya, ada Mario yang beberapa hari belakangan ini namanya menjadi perbincangan hangat di media sosial karena vidionya yang viral.

Dalam vidio Mario dinasihati oleh beberapa orang, namun ada dua orang yang melakukan kekerasan dalam video tersebut. Tentu perlakuan tersebut salah karena melakukan kekerasan kepada anak dibawah umur. Selain itu juga karena main hakim sendiri, tentu itu tidak sejalan dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

Tindakan yang dilakukan oleh orang orang dalam video tersebut terhadap Mario menurut gwa salah.. Karena Mario masih berusia 15 tahun, seharusnya jangan hanya Mario tapi tegur juga orang tua dari Mario. Dalam vidio tersebut yang terlihat hanya Mario dan belasan orang yang mengelilinginya, tidak terlihat kedua orangtuanya. Tentu ini salah besar... Menurut gwa.

Intinya dari tiga kutipan berita tersebut ialah :

1. Kita memang bebas mengemukakan pendapat tapi kita juga harus menyaring pendapat kita, tidak semua orang sependapat dengan kita, karena di dunia ini ada 1001 sudut pandang dan isi hati orang. Jangan sampai pendapat yang kita keluarkan dapat melukai perasaan orang lain.

2. Jangan pernah main hakim sendiri, karena perbuatan tersebut melenceng dari perundang-undangan yang ada di negara kita. Jika ada orang yang salah silahkan laporkan ke pihak yang berwenang (Polisi) karena tugas polisi adalah melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat.

3. Jangan melakukan tindakan kekerasan terhadap anak dibawah umur.

4. Fanatik boleh tapi kita juga harus berfikir secara sehat. Jangan hanya karena terlalu fanatisme sama seseorang ataupun kelompok kita jadi buta segalanya. Setiap orang pasti punya celah untuk dimasuki oleh kesalahan.

Maaf jika opini gwa salah, maaf juga kalo tulisan ini tak bermakna. Maklum jika tulisannya begini karena gwa emang jarang nulis. Terimakasih buat yang udah baca....

© KATABANGJAKA