Monday, October 30, 2017

Cerita Mas Joko

Hai.. Nama gwa "Joko". Tapi gwa bukan orang Jawa, gwa Betawi asli. Gwa tinggal didaerah Semanggi, umur gwa baru 15 tahun. Et dah, udeh kayak anak SD baru masuk sekolah aje. Tapi emang bener. Gwa baru beberapa bulan ngerasain bangku SMA. Perbedaan yang cukup besar gwa rasakan saat pertama kali gwa resmi jadi anak SMA.

Kata bokap gwa "kamu jangan samain SMP sama SMA". Gwa gak begitu berfikir jauh. Menurut gwa, maksudnya bokap bilang begitu hanya dilihat dari segi pembelajaran aja. Tapi ternyata nggak coy.. Ternyata di SMA bener bener beda dari SMP. Tapi mungkin itu hanyalah perasaan gwa aja karena...

SD gwa dulu, salah satu sekolah favorit di Jakarta. Dari mana-mana rela bangun jam 5, ngerasain macet Jakarta demi sekolah di SD Favorit. Padahal masih SD lhoo. Begitu pula dengan SMP gwa kemarin, bisa digolongkan salah satu SMP favorit yang ada di sekitar rumah gwa. Buktinya, gwa butuh kesabaran dan strategi yang baik untuk masuk SMP tersebut. Tapi, gwa nangis pas pertama kali liat nilai Ujian Nasional gwa. Seakan tak percaya dengan semua yang terjadi, hampir seharian gwa hanya bisa menangis dan memikirkan nilai ujian gwa. Namun akhirnya, setelah bersaing dengan ratusan siswa/i akhirnya gwa masuk SMA yang jauh dari harapan gwa.

Mulai dari sinilah omongan bokap gwa mulai terjawab.

Beliin minum kakak kelas, dipalak kakak kelas, dibully kakak kelas. Itu semua seperti hal yang wajar.

"Pasal satu! Senior selau benar. Pasal dua! Jika senior salah kembali ke pasal satu! Pasal tiga! Cepu dilarang hidup!" Dengan seenaknya segerombolan kakak kelas bicara seperti itu dengan masuk masuk ke kelas kelas seperti masuk kamar sendiri.

"Jualin nih Milo (beku) 15 ribu" suruh kakak kelas. Hanya satu kata yang gwa sebut setelah kakak kelas tersebut pergi. "GILA!!" ya cuma itu aja yang gwa sebut.

Selain itu semua, masih adalagi. Kami, kelas sepuluh untuk ke kantin itu butuh perjuangan. Jarak dari kelas gwa ke kantin mungkin cuma berjarak kurang lebih tiga puluh lima meter, tapi rasanya tuh udah kayak lewat sungai luas dengan air yang deras dan dalam. Baru beberapa langkah, ada aja kakak kelas yang jail. Jadi jika gwa ke kantin tanpa ada godaan, itu suara hal yang ajaib.

Sebulan yang lalu, anak cowoknya dikumpulin areal belakang sekolah. Dan disana, kita disuruh makan permen dari mulut ke mulut, minum air mineral yang gatau darimana asalnya dan kami semua ditatar oleh senior kami. Sutsss.. tapi jangan bilang bilang, cepu dilarang hidup.

Aduh!!! Siapa ini yang ngelaporin??

"Edi, Putra, Eki, Kiki, Imam, Dogel, Rian dan yang merasa ikutan kemarin silahkan maju ke depan!" Panggil Pak Togar. Tapi Bang Dogel gak terima semua ini, dia pun mengamuk ditengah lapangan dan disaksikan para peserta upacara dan para guru.

Ya begitulah... Hehehehe. Mungkin ini sudah menjadi tradisi turun-temurun. Heran sih, katanya "sekolah kita sudah jauh lebih baik, sudah tidak ada bullying, tawuran dan kolekan". PRET!!

Udah Yee... Segitu aje cerita Joko kali ini. Jangan bilang-bilang, cepu dilarang hidup. Hehehehe.

Friday, June 02, 2017

Jarimu Harimaumu

Ada banyak kasus Intimidasi yang kerap terjadi belakangan ini. Karena tulisan di media sosial. Banyak orang yang langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial karena sebuah tulisan dari isi hatinya. Padahal maksud mereka hanya untuk mengemukakan pendapat. Yaa, Kita memang bebas mengemukakan pendapat tapi kita juga harus menyaring pendapat kita, tidak semua isi hati kita bisa diterima oleh orang banyak. Jangan sampai pendapat kita melukai perasaan orang lain.

Afi Nihaya Faradisa, Siswi kelas 12 SMAN 1 Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur. Remaja 18 tahun ini viral karena tulisan di halaman Facebook nya yang berjudul "Warisan".

"Setelah beberapa menit kita lahir, lingkungan menentukan agama, ras, suku, dan kebangsaan kita. Setelah itu, kita membela sampai mati segala hal yang bahkan tidak pernah kita putuskan sendiri," kutipan dari tulisan Afi di halaman Facebook nya.

Tulisan positif itu malah di cap negatif oleh sebagian orang. Tapi tanggapan negatif tersebut diabaikan oleh Afi, menurutnya jika ia menanggapi semua kritikan orang-orang akan semakin membuat panas permasalahannya.

Padahal Afi pernah di ancam akan dibunuh oleh seseorang, Afi juga kerap di bully karena tulisan tulisannya.

Bukan cuma Afi saja, Dr Fiera juga menjadi viral dua minggu yang lalu karena status facebooknya.

Lagi-lagi karena pendapatnya terhadap masalah yang sedang dialami oleh Pemimpin FPI.

“kalau tidak salah, kenapa kabur? Toh ada 300 pengacara n 7 juta ummat yg siap mendampingimu, jgn run away lg dunk bib”

“kadang fanatisme sudah membuat akal sehat n logika tdk berfungsi lagi, udah zinah, kabur lg, masih dipuja & dibela”

“masi ada yg berkoar2 klo ulama mesumnya kena fitnah, loh...dianya kaburr, mo di tabayyun polisi beserta barbuk ajah ga berani”

Status tersebut membuat pekerjaan Dr Fiera terganggu, karena harus berurusan dengan pihak kepolisian dan juga ormas yang bersangkutan.

Tapi, kini Dr Fiera sudah berada di Jakarta dan sudah meminta maaf kepada pihak pihak yang bersangkutan.

Selanjutnya, ada Mario yang beberapa hari belakangan ini namanya menjadi perbincangan hangat di media sosial karena vidionya yang viral.

Dalam vidio Mario dinasihati oleh beberapa orang, namun ada dua orang yang melakukan kekerasan dalam video tersebut. Tentu perlakuan tersebut salah karena melakukan kekerasan kepada anak dibawah umur. Selain itu juga karena main hakim sendiri, tentu itu tidak sejalan dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

Tindakan yang dilakukan oleh orang orang dalam video tersebut terhadap Mario menurut gwa salah.. Karena Mario masih berusia 15 tahun, seharusnya jangan hanya Mario tapi tegur juga orang tua dari Mario. Dalam vidio tersebut yang terlihat hanya Mario dan belasan orang yang mengelilinginya, tidak terlihat kedua orangtuanya. Tentu ini salah besar... Menurut gwa.

Intinya dari tiga kutipan berita tersebut ialah :

1. Kita memang bebas mengemukakan pendapat tapi kita juga harus menyaring pendapat kita, tidak semua orang sependapat dengan kita, karena di dunia ini ada 1001 sudut pandang dan isi hati orang. Jangan sampai pendapat yang kita keluarkan dapat melukai perasaan orang lain.

2. Jangan pernah main hakim sendiri, karena perbuatan tersebut melenceng dari perundang-undangan yang ada di negara kita. Jika ada orang yang salah silahkan laporkan ke pihak yang berwenang (Polisi) karena tugas polisi adalah melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat.

3. Jangan melakukan tindakan kekerasan terhadap anak dibawah umur.

4. Fanatik boleh tapi kita juga harus berfikir secara sehat. Jangan hanya karena terlalu fanatisme sama seseorang ataupun kelompok kita jadi buta segalanya. Setiap orang pasti punya celah untuk dimasuki oleh kesalahan.

Maaf jika opini gwa salah, maaf juga kalo tulisan ini tak bermakna. Maklum jika tulisannya begini karena gwa emang jarang nulis. Terimakasih buat yang udah baca....

Friday, January 27, 2017

Lunturnya Jiwa Pancasilais

Indonesia adalah negara besar yang lahir pada 17 Agustus 1945. Bung Karno sebagai proklamator membacakan teks proklamasi didepan rakyat Indonesia. Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia dan hanya Indonesia yang menerapkan konsep Pancasila. Kita bukan komunis, bukan liberalisme, bukan negara Islam dan bukan juga negara kapitalis. Didalam Pancasila terdapat tulisan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti “Berbeda-beda tetap satu”. Dengan jutaan manusia yang tinggal di Indonesia, kita disatukan oleh Pancasila. Walau kami berbeda suku, agama, ras dan budaya namun kami hidup rukun dan damai dinegeri Indonesia.

Namun Pancasila saat ini sudah luntur dari jiwa kita. Faktor pendidikan dan ekonomi salah satu penyebabnya. Ketika globalisasi masuk ke Indonesia, rakyat Indonesia tidak selektif dalam memilah dampak positif dan negatif dari globalisasi. Dengan nyamannya sisi negatif dari globalisasi masuk ke Indonesia dan membuat perpecahan didalam negeri ini.

Contohnya ialah;
Saat teknologi informasi dan komunikasi masuk dan berkembang pesat d Indonesia, rakyat Indonesia tidak paham dan tidak selektif dalam memilah berita yang mereka terima. Maka wajar saja jika banyak hasutan, fitnah dan hoax yang beredar luas di masyarakat.
Seperti masalah perbedaan suku, agama, ras dan budaya. Empat elemen yang seringkali berpengaruh terhadap perpecahan di Indonesia. Ketika mereka mendapatkan berita hoax, mereka tidak mencari tahu permasalahan dan tidak mencerna makna dari berita yang beredar.

Sehingga perang saudara terjadi dimana-mana. Memang miris, ketika dulu kita disatukan oleh Pancasila dan kita hidup damai walau kita berbeda suku, agama, ras dan budaya.

Tapi kita tidak bisa menyalahkan globalisasi penyebab perpecahan diketahui kita. Namun, faktor pendidikan, ekonomi dan politik menjadi faktor pendukung globalisasi untuk memecah belah rakyat Indonesia.

Indonesia negara salah su yang terbesar di dunia, Indonesia terus pantau oleh negara-negara maju di dunia.
Indonesia memiliki luas wilayah wilayah yang sangat luas, dengan 1.504.569 km². Tetapi setiap pulaunya dipisahkan oleh lautan yang luas, tercatat luas laut Indonesia Indonesia 4,85% dari luas total Indonesia. Tak hnya kaya dilaut, Indonesia juga kaya disektor kehutanan. Indonesia menjadi paru-paru dunia, dengan luas hutan yang sangat luas. Indonesia Indonesia menjadi menjadi rumah bagi para makhluk hidup seluruh dunia. Dengan iklim tropis Indonesia kaya akan sumber daya alam.

Dengan luas wilayah dan penduduk yang tinggi, menjadikan Indonesia sebagai pasar dunia. Maka dari iu, Indonesia pantas menjadi negara negara maju.
Mari kita buka mata. Mari kembalikan jiwa Pancasilais dan nasionalis sehingga tidak dapat lagi perpecahan dinegeri ini. Pendidikan berkarakter Pancasila salah satu cara yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan jangan mau kita dibodohi dengan hasutan, fitnah dan hoax.

Selain itu kita juga harus mendukung program-program pemerintah. Salah satu caranya dengan membayar pajak dan belajar dengan sungguh-sungguh.
Dengan otak, perut dan dompet yang telah terisi kita tidak dapat dibodohi lagi dengan hasutan, fitnah dan hoax.

Saturday, January 21, 2017

Cara Cara Move On Dari Mantan

"Jatuh Cinta" dua kata dengan sejuta makna, tetapi banyak yang memandang sebelah mata makna dari "jatuh cinta". Di-Era Globalisasi, banyak budaya, informasi dan elemen lainnya yang masuk ke negara kita. Namun tidak semuanya itu positif, maka dari itu kita juga perlu selektif dalam memilih.

Nah, ngomongin masalah percintaan, anak SD jaman sekarang juga banyak yang udah tau tapi mereka belum tau arti dari cinta. Kok bisa anak sekecil itu tau tentang cinta? Mereka mengetahui itu semua karena adanya globalisasi. Kemajuan teknologi informasi menjadi salah satu penyebabnya. Ketika mereka menonton televisi, ia malah asik nonton sinetron yang kebanyakan tentang percintaan. Maka, ketika mereka putus cinta, mereka akan merasa galau dan dapat berpengaruh terhadap pembelajaran mereka disekolah.

Kembali ke topik. Bagaimana cara move on?

1.   Banyaklah berinteraksi bersama keluarga

               Menurut gwa, mereka berpacaran karena kurangnya perhatian dari keluarga. Maka mereka ingin mencari perhatian dari orang lain. Dari siapa? Pacar. Namun tidak semuanya karena faktor kurangnya perhatian keluarga, ada juga yang memang benar benar serius menjalaninya. Ini gwa rasakan juga, ketika "family time" gwa jarang chattan sama cewek. Apa alasannya? Pikir sendiri.

2. Fokus Belajar

             Belajar dapat membantu kita move on dari mantan. Dengan memasang target dalam pembelajaran disekolah kita malah fokus terhadap target tersebut dan melupakan mantan lu itu. Dengan tidak sadar lu akan move on darinya.

3. Melakukan kegiatan yang positif lainnya

              Olah raga menjadi salah satu kegiatan yang positif untuk kita lalukan, dengan berolahraga bisa membuat badan kita menjadi sehat. Selain olahraga, lu juga bisa main games asalkan jangan terlalu sering dan jangan sampe lupa waktu. Dengan kalian fokus dengan kegiatan yang lain, lu bisa melupakan mantan lu itu.

4. Ikut komunitas atau organisasi

           Cara ini pernah gwa lakukan, dan hasilnya gwa bisa move on dari mantan gwa. Gwa ikut komunitas pecinta sugar glider, hidroponik dan juga Jakmania. Lu akan fokus terhadap binatang dan tumbuhan yang lu rawat, secara tak sadar elu lama kelamaan akan melupakan mantan.

Ya itu sedikit tips dari gwa kalo lu mau move on dari mantan. Semoga lu bisa move on dari mantan gaes. Apalagi kalo lu mau ujian. Tengkyu udah baca gaes.

Friday, January 20, 2017

Nostalgia Jambore Nasional X

          Awalnya sih saya tidak berniat untuk ikut. Tapi ternyata saya malah terpilih.

Dengan sedikit meneteskan air mata saya berpamitan kepada kedua orang tua dan keluarga yang lainnya. Maklum saja bila saya meneteskan air mata karna jamnas adalah Jambore pertama kali saya, sejak saya ikut Pramuka.

Tanggal 10 Agustus 2016 kami dilepas oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta (Bpk Djarot) digedung balaikota. Dan hari itu pula kami langsung menuju Cibubur. Kami dibawa dengan bus sekolah. Didalam bus sekolah saya tertidur lelap dilantai bus yang lumayan bersih.

Hati saya berdetak kencang dan cepat. Saat itu yang saya pikirkan ada kata "kontingen daerah" sejak kecil saya memang ingin menjadi kontingen daerah dan mimpi saya ternyata dikabulkan melalui JamnasX. Suatu kebanggaan bagi diri saya karna bisa membawa nama daerah kelahiran saya ditingkat nasional.

Saya membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk beradaptasi dengan peserta yang lain. Bahkan hingga ditkp saya masih terus beradaptasi dengan rekan sekontingen.

Sampai hari ke-tiga saya masih beradaptasi dengan teman teman dan lingkungan baru.

Setelah upacara pembukaan JamnasX, yang dibuka secara resmi oleh Presiden RI (Bpk. Joko Widodo) dilapangkan utama.

Acara tidak selesai sampai situ saja. Namun, ketika di-subcamp kami mengikuti acara berikutnya. Nah mulai saat itulah saya sudah bisa beradaptasi dan mengikuti acara JamnasX dengan ceria.

Ketika teman teman sekontingen saya berkumpul, saya malah memisahkan diri dari mereka dan saya malah bercanda dan sharing pengalaman bersama teman baru saya dari Kaltim dan Papua Barat. *Tapi sayangnya saya lupa meminta nomor HP mereka berdua

Padahal kita belum lama kenal bahkan belum sampai hitungan jam. Tapi keceriaan kami bertiga melebihi semangat teman teman yang lainnya.

Tapi waktu membatasi pertemuan kita bertiga. Kita berpisah dan kembali ke tenda koncab masing masing.

Acara demi acara saya ikuti dengan senang hati. Walau masih ada saja sedikit rasa rindu keluarga. Padahal baru 5 hari tidak bertatap muka.

Oh iya. Sepanjang perhelatan jambore nasional kemarin. Tas saya adalah tas paling mahal. Kenapa? Karna isi tas saya adalah handphone teman teman sekoncab. Tak hanya hp namun berbagai cemilan dan air minum juga masuk kedalam tas kecil tersebut.

Dan dihari ke-5 kami jalan jalan ke Jungleland.

Ketika dijungleland kami menikmati banyak wahana. Dari yang ekstrim hingga yang basah basahan.

Oh iya ada cerita lucu dari pengalaman gwa dijungleland. Yakni ketika kami (koncab jakpus) masuk wahana rumah hantu.

Ketika mengantri, didepan rombongan kami ada kontingen Jambi yang perempuan. Nah, Jambi menjadi korban kejahilan dari kontingen kami. Banyak anggota koncab Jambi yang digombalin sama saya dan kawan kawan. Mulai dari modus minjam kipas hingga minta foto bersama kami lakukan semua.

Ketika didalam, kami menaiki kereta yang sudah disediakan, satu kereta cukup untuk 4 orang. Dan ketika diperjalanan yang gelap didepan kereta saya ada kereta pengunjung (bukan peserta jamnas) yang berhenti. Sekitar jarak 1 meter, kereta kami ikut ikutan mogok.

Awalnya sih kami mengira ini hanyalah faktor kesengajaan dari petugas, makanya kami memberikan diri. Namun ternyata itu bukanlah kesengajaan namun ada masalah Jogangguan teknis. Dengan suasana yang gelap dan dingin kami semua berteriak-teriak untuk minta tolong. Tapi sayang tidak ada yang mendengar, mau tidak mau saya dan Erih mendorong kereta kami dan pengunjung yang ada didepan kami. Ketika sampai saya dan Erih malah dimarahi karna tidak naik kereta.

Kedua, ketika kami sholat ashar berjamaah dimusholla. Alfian malah meminum air wudhu, karna ia kira itu adalah air "Aqua" memang airnya terasa seperti air minum biasanya.

Dan yang ini adalah kejadian yang sedikit mencuri perhatian dari kontingen yang lainnya. Kenapa? Disaat kami menunggu bus jemputan, koncab Jakpus, Sleman dan Jambi (putra) berada dalam barisan yang sama. Maka dengan spontan kita ber3 menyuarakan yel yel " JJJ, Jakarta, Jambi, Jogja " begitu terus hingga bus kami datang.

Tapi, koncab Jambi malah pergi. Tinggal Jakpus dan Jogja yang terus beryel yel. Ternyata ketika didalam bus kami bersatu dengan koncab Cilacap, kembali kami bertiga beryel yel " JJJ, JAKARTA, JATENG, JOGJA" dengan logat Jawa, koncab saya paling bersemangat.

Sesampainya kami dicibubur, kami mendapat kabar bahwa semua pakaian yang kami jemur dibuang. Kenapa? Karna kami menjemurnya berantakan dan disembarang tempat. Tapi Alhamdulillah ternyata pakaian kami hanya dikumpulkan didalam trasbag. Seperti pelelangan pakaian "bekas". Ketika dibuka mereka saling berebut untuk mengambil pakaiannya masing masing, lucu sih tapi sayang kita semua dimarahi. Wgwgwg.

BERSAMBUNG....

© KATABANGJAKA