Monday, October 30, 2023

Melihat Bali Masa Lampau dari Karya Lukis Le Meyeur


Le Mayeur kerap menggambarkan keindahan alam, budaya, dan masyarakat ke dalam lukisannya. Pada beberapa lukisannya, ia juga melukis perempuan Bali bertelanjang dada. Jika dilihat dari kacamata etika, maka itu akan menjadi suatu perdebatan besar. Namun, jika dilihat menggunakan kacamata sejarah, kita jadi dapat melihat kondisi Bali masa lampau – mengenai pakaian keseharian masyarakat Bali pada masa lalu.

 

            Jum’at lalu (27/10), kelas sejarah kesenian Indonesia dipindah ke Museum Le Mayeur – tadinya mau ke Festival Kesenian di ISI Denpasar. Berbeda dari biasanaya yang kuliah di kelas dan mendengar dosen berceramah mengenai sub-topik sejarah kesenian Indonesia. Kali ini gwa dan teman-teman melihat-lihat dan memperhatikan setiap karya lukis Le Mayeur, bahkan kami berkesempatan untuk melihat karya aslinya yang tidak dipamerkan di dua ruang utama museum.

Andrean Jean Le Mayuer de Merpes merupakan pelukis asal Belgia yang terjerat oleh pesona yang dimiliki Bali hingga menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sejarah perkembangan seni lukis di Bali. Ia kerap menggambarkan keindahan alam, budaya, dan masyarakat setempat ke dalam lukisan-lukisannya, salah satunya perempuan Bali yang kerap dijadikannya sebagai objek lukisan.


Gambar 1. Lukisan asli Le Mayeur yang menggambarkan dua wanita bertelanjang dada (Dokumentasi pribadi)

Dalam karya-karya lukisannya, Le Mayuer kerap menggambarkan perempuan Bali bertelanjang dada. Jika dipandangan menggunakan kacamata etika, rasanya hal tersebut tentu kurang pantas karena dianggap terlalu vulgar. Oleh karena itu, membicarakan masa estetika dan etika di wilayah relativitas tentu tidak akan ada habisnya. Untuk tidak menimbulkan perdebatan tanpa akhir, karya-karya seni yang vulgar cukup dilihat sebagai suatu karya seni.


Gambar 2. Kondisi Pasar di Bali pada tahun 1930-an (Leiden University Libraries Digital Collections/ KITLV)

Karena yang perlu dipahami juga, seni merupakan representasi situasi/ keadaan aktual. Pada foto di atas, situasi pasar di Bali pada tahun 1930-an, juga tampak perempuan-perempuan Bali bertelanjang dada.  Dengan begitu, rasanya, hal semacam itu adalah hal lumrah pada masa itu. Maka, jika melihatnya menggunakan perspektif itu kita jadi dapat memahami kondisi masyarakat Bali pada masa lalu dari suatu karya seni.

Lantas, apakah suatu karya seni masa lampau dapat menjadi sumber dalam penelitian sejarah? Mungkin, iya. Kita bisa menggunakan karya-karya Le Mayeur atau pelukis lain yang menggambarkan situasi Bali masa lampau untuk melihat kondisi atau situasi saat itu. Namun, rasanya tidak bisa juga suatu karya seni dapat dijadikan sebagai sumber primer dalam penelitian sejarah, kecuali memang karya seni itu yang menjadi objek kajiannya.



No comments

© 2025 KATABANGJAKA