2018 mungkin tahun yang istimewa
untuk The Jakmania , terutama JM atau pendiri The Jakmania yang bahagia karena
setelah 17 tahun menanti akhirnya pesta juara kembali terulang di tahun ini.
Mungkin ini kado spesial menuju umur ke 21 tahun The Jakmania, tentunya harapan
tak hanya sampai saat ini saja, masih ada harapan lain yang diinginkan oleh The
Jakmania.
Sebelum
gwa membahas lebih jauh, apa salahnya bila kita flashback terlebih dulu ke tahun 2001 dimana kala itu Persija
menjadi juara liga setelah mengalahkan PSM Makassar. Persija kala itu di
perkuat oleh Bepe yang menyumbang 2 gol, satu gol lagi dibuat oleh Imran
Nahumarury. sang kiper legenda, Mbeng Jean, yang harus kemasukan dua gol. Serta
para pemain lainnya seperti Luciano Leandro, Antonio “Toyo” Claudio, Anang Ma’ruf,
Widodo C Putro serta Sofyan Hadi yang mengantarkan Persija menjadi juara pada
2001 sebagai pelatih kepala.
Setelah
berhasil mengangkat piala, pesta juara dilanjutkan dengan konvoi bersama ribuan The Jakmania. Mungkin salah satu yang
dikenang sampai saat ini adalah “nyebur di HI”.
Hal
serupa terulang di tahun 2018, Persija kembali meraih gelar juara liga yang
juga bersaing ketat dengan PSM Makassar. Bermain di GBK tentu sudah menjadi
kekuatan besar bagi Ismed dkk ditambah dukungan The Jakmania yang begitu
semangat untuk mengulang kejayaan pada 2001. Dan yang perlu di garis bawahi,
hanyalah Bepe, satu-satunya pemain yang juga merasakan sensasi juara pada 2001.
Di tahun yang sama, Persija juga sudah meraih dua gelar juara lainnya. Piala
Presiden dan boost sportsfix super cup
2018 di Malaysia.
Setelah
ini, para punggawa kembali fokus untuk Piala Indonesia, playoff liga champions Asia
dan tentunya liga musim depan.
Selayaknya
tim juara dan seperti yang dilakukan pada 2001. Pawai juara juga dilakukan,
pada 15 Desember 2018 dengan rute yang berawal dari pintu satu Gelora Bung
Karno, lanjut ke Jl. Jend. Soedirman, Jl. M.H. Thamrin, melewati HI dan
berakhir di gedung Balaikota dengan disambut Gubernur DKI Jakarta (Bpk. Anies
Baswedan).
Gwa
juga ikut dalam pawai gelar juara, tapi tidak sampai Balaikota. Karena ada
suatu hal yang akhirnya gwa pulang. Tapi untungnya gwa sempet ngeliat
iring-iringan bis pemain dengan membawa trofi piala liga 1 2018. Ketika
iring-iringan tersebut melintas gwa langsung lepas baju ‘The Founders Of The
Jakmania’ punya ayah gwa yang kebetula lagi ke luar kota. Lalu gwa nyanyi lagu
“satu jiwa” dan secara tidak sadar air mata membasahi muka dan kaki gwa sontak
gemeteran. Saat itu yang nyanyi “satu jiwa” hanyalah gwa. Ini memang rencana
gwa, karena gwa perhatikan lagu “satu jiwa” udah jarang dinyanyiin dan gwa
gamau lagu itu terlupakan begitu aja karena bagi gwa lagu tersebut memiliki
arti yang mendalam.
Makanya gwa
menyanyikan lagu tersebut ketika iring-iringan pawai dengan mengangkat baju
‘The Founders Of The Jakmania’. Yang gwa artikan, tolong jangan lupakan para
pendiri The Jakmania yang telah membangun organisasi ini hingga sebesar
sekarang dan lagu “satu jiwa” yang menyatukan rasa cinta kita bersama sebagai
The Jakmania.
Sajete!
No comments
Post a Comment