Sabtu,
19 Agustus 2017
Hari
ini gwa akan ke Cibubur, bareng temen-temen purna Jambore Nasional. Katanya
mereka penasaran sama Rainas sekaligus ingin bernostalgia ke Jamnas setahun
lalu yang diselenggarakan di lokasi yang sama. Kalo gwa sih cuma mau ketemu
Dhea, teman putri yang bikin gwa penasaran.
Gwa
sendiri bingung kenapa gwa bisa penasaran sama Dhea. Berawal kenal di grup
purna jamnas, hingga akrab sampai sekarang. Cuma begitu saja pertemanan kita,
tak ada yang berbeda dengan layaknya pertemanan biasanya. Bahkan dari kamis
lalu gwa sudah terbayang-bayang dengan wajahnya tiap kali gwa mau tidur.
Mungkin kah ini yang dibilang jatuh cinta? Hmm….
Berkumpul
di Stasiun Cawang, lalu melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Univ. Indonesia.
Dari Stasiun “kampus kuning” kami melanjutkan perjalanan menggunakan taksi
berbasis daring. Sampai di Buperta sektiar jam 14.30, Dhea yang sedang kegiatan
wisata keluar perkemahan sepertinya belum pulang. Gwa chat gak di bales,
handphone-nya lowbatt kayaknya.
Sampai
mentari menghilang pun gwa masih menunggu Dhea, teman-teman gwa yang lain sudah
mengeluh untuk pulang. Tapi gwa selalu meminta untuk mereka sabar sebentar
karena gwa yakin bahwa hari ini gwa akan bertemu dengan Dhea, teman putri yang
membuat gwa begitu penasaran. Sampai akhinrya gwa galau, pulang atau tidak?
Menginap untuk mencari Dhea atau pulang bersama teman-teman dan hari esok
kembali ke perkemahan untuk mencari si Dhea kembali. Jika menginap, gwa gak
membawa baju ganti selain itu batrai handphone gwa juga sudah menipis.
Seandainya pulang, menjadi sia-sia hari ini karena gwa gak berhasil bertemu
dengan Dhea.
Sekitar
pukul 20.00 gwa memutuskan untuk kembali pulang bersama temen-temen purna
jamnas. Ketika di dalam taksi online, Tika
melihat seseorang yang ia anggap Dhea.
“Jak
itu Dhea bukan?”
“
bentar…” jawab gwa sambil mengamati seorang perempuan yang sedang mendorong
sepeda dari dalam mobil yang sedang berjalan.
“iyaaa
itu Dhea!!!” lanjut gwa dengan nada yang begitu senang.
Satu
mobil jadi heboh seketika, terutama gwa yang akhirnya bisa melihat Dhea
walaupun dari balik kaca mobil. Sampai-sampai si supir melontarkan pertanyaan.
“mau
turun dulu dek? Emang itu siapa adek? Pacar?”
“bukan
pak, udah gapapa lanjut aja. Bisa ngeliat dia dari dalam mobil aja sudah
senang. Besok aja saya ke sini lagi.”
Minggu,
20 Juli 2017.
“Lu
mau ke buper gak jak? Ada Risat nih.. kalo mau dia tungguin” tanya si Dhea
“oh
yaudah, gwa otw”
Gwa
yang baru bangun jam 10.00 pun langsung mandi dan sarapan nasi uduk gwa
berangkat kembali buperta. Berbeda dengan kemarin, hari ini gwa berangkat
sendirian naik transjakarta. Gwa lupa, ini hari minggu.. alhasil gwa pun
terjebak macetnya tol jagorawi. Hingga akhirnya gwa sampai di buperta jam
14.00, jadi bila dihitung-hitung lama perjalanan dari rumah gwa ke cibubur
sekitar 1,5 – 2 jam. Hmmmm….
Sampai
buper gwa langsung menghubungi Risat. Ternyata mereka berdua lagi berteduh di
bawah tenda di lapangan utama menghindari teriknya matahari yang cukup
menyengat. Kali ini tak sulit bagi gwa mencari Dhea teman putri yang membuat
gwa penasaran. Tapi entah kenapa saat gwa bertatap muka dengan Dhea, tak ada
respon apa-apa dari diri gwa tak seperti semalam yang sampai-sampai membuat
bingung sang supir. Dhea yang sepertinya
lapar mengajak kami makan. Tidak lama setelah makan Risat berpisah lebih dulu,
katanya sudah dicariin sama ibunya. Gwa yang baru beberapa saat bertemu Dhea
pun memutuskan untuk pulang agak sore.
Gwa
yang mau banget ikut kegiatan di rainas pun meminjam id card Dhea dan juga tas yang
ia kenakan. Karena tanpa memakai tas dan id
card ia juga sudah dapat di ketahui sebagai peserta ’legal’. Upaya gwa pun
membuahkan hasil, setidaknya gwa bisa mencicipi masakan dari berbagai penjuru
nusantara dan juga mengikuti ragkai awal acara penutupan rainas.
Saat
festival kuliner nusantara gwa dan Dhea berbagi tugas. Terkadang Dhea yang
antri dan gwa yang menunggu ataupun sebaliknya. Kadang kami berdua juga mencar
untuk mendapatkan banyak jenis makanan yang ada. Makanan terenak versi kami
berdua adalah pecel, minuman favorit kami adalah bir pletok dari Jakarta dan
cemilan manis yang terbuat dari gula dan berbentuk kubus lalu diberi pewarna untuk
mempercantiknya menjadi cemilan favorit gwa dan Dhea. Sedangkan nasi dengan
sajian ikan goreng dan lauk-pauk dari salah satu provinsi di Sumatra menjadi
makanan yang menurut kami berdua kurang disukai karena memiliki rasa yang cukup
aneh. Ada juga jamu bawang hutan dari Kalimantan Utara yang mau pedas yang
cukup menyengat dan juga rasa yang begitu pahit seperti bau rumput bila
dicabut. Kami juga makan mie aceh, rujak bali dan banyak makanan dan juga
minuman nusantara lainnya.
Setelah
itu gwa diajak Dhea untuk ikut acara konser musik dalam rangkaian awal
penutupan rainas. Salah satu kegiatannya adalah pesta holi powder yang membuatan baju dan seluruh badan gwa kotor.
Tak
terasa mentari perlahan menghilang. Pakaian yang kotor membuat gwa mau tak mau
mandi terlebih dulu di perkemahan, namun ternyata mandi tanpa sabun dan sampo
tidak dapat menghilangkan 100% bubuk warna dirambut dan beberepa yang ada
bagian tangan. Jadi percuma sudah gwa mandi, karena selain rambut yang masih
kotor, baju dan celana juga berwarna karena bubuk tersebut.
Festival
kuliner nusantara dan juga pesta holi powder
menjadi pengalaman yang mengesankan untuk gwa yang begitu penasaran dengan
Dhea.
Gwa
yang ingin memiliki iket jawa barat dan juga ring berbentuk topeng khas Jabar
pun merelakan topi jamnas gwa untuk ditukar dengan dua buah benda yang gwa
inginkan. Tapi sayang sampai sekarang sudah setahun lewat rainas usai belum
juga Dhea mengirimkan barang yang gwa inginkan.
Dan
kini gwa sadar, ternyata bukan jatuh cinta yang membuat gwa terbayang-bayang si
Dhea melainkan rasa persahabatan yang begitu dekat diantara kami sehingga
membuat rasa cinta pun tak ada apa-apanya.
Ah…
ngomong apasih gwa ini. Abaikan sajalah. Itu adalah cerita pengalaman gwa
mengenai pertemanan gwa dengan teman-teman yang ada diberbegai penjuru
nusantara. Semoga nanti gwa juga bisa bertemu dengan temen-temen yang lainnya
ya… Salam kangen dari gwa, semoga dilain waktu kita akan bertemu kembali.
No comments
Post a Comment