Friday, May 03, 2013

~ 2 x 45 = 18 ~

JakOnline - Sepakbola memang bukan hitung-hitungan ilmu matematika. Hasil 3 kali menang, 3 kali imbang dan 11 kali menelan kekalahan berimbas pada Persija Jakarta yang menempati posisi paling buncit pada paruh pertama kompetisi ISL pada musim ini.

Kepiawaian tim berlambang monas di dada mengambil hati para The Jakmania memang tidak perlu diragukan lagi, kondisi Persija Jakarta kini seperti sebuah acara reality show yang sukses membuat the jakmania dan para persija loverslainnya seperti sedang menunggu kejutan-kejutan apa lagi yang akan terjadi pada momen-momen selanjutnya. Management Persija Jakarta ibarat iklan-iklan yang muncul pada acara reality show, ya hanya sebuah iklan yang sering kali mengumbar janji-janji palsu Ketika poin 3 terasa sangat sulit untuk di dapat pada putaran pertama kemarin, seketika saya teringat sebuah chants yang berbunyi, "Kami Satu Jiwa, Kami Satu Cipta, Kami Satu Cinta, PERSIJA"

Perhatikan ada 3 suku kalimat kata dalam lirik chants tersebut. Lalu "demi kemenangan, demi kejayaan, demi kesatuan, PERSIJA". Terselip lagi 3 suku kalimat dalam chants tersebut. Terkesan kebetulan memang tapi Persija Jakarta bukan tim yang berdiri secara kebetulan bukan?

Ada di urutan 18 bukanlah sebuah tradisi yang patut diapresiasi, kemenangan akan terwujud jika sudah tercipta sebuah kenyamanan,apalah arti bongkar pasang di putaran ke 2 esok jika kenyamanan dalam bermain masih sulit untuk didapatkan dan lagi-lagi The Jakmania seperti mengamalkan cinta tak bersyarat.

Jika panggung drama itu bernama sepakbola, Persija Jakarta ibarat seorang aktor atau aktris yang sedang lupa naskah teks drama tersebut, lupa ada sebuah kebanggaan yang bernama kemenangan dan terkesan tidak terlalu berani mengambil improvisasi yang alhasil membuat para penonton terkesan jenuh dan jemu dalam melihat "acting" nya yang terkesan asal-asalan.Management seperti mendewakan peribahasa "tak ada rotan akar pun jadi" , ayolah kawan-kawan dari management, tim ibukota ini bukan tim underdog dan selalu ada ekspektasi berlebih jika tim ini bertanding.

Jika seorang Bambang Pamungkas pernah berkata, “Mengoleksi 10 gelar juara liga Indonesia dan menjadi salah satu dari 2 tim yang belum pernah terdegradasi sejak berdirinya klub ini pada tahun 1928, jelas sebuah prestasi yang tidak dapat dipandang sebelah mata”. Dari Maulwi Saelan ke Rahmad Darmawan sampai ke Bambang Pamungkas dan kini Rudi Setiawan, Persija Jakarta tetap Persija Jakarta tim "terlanjur besar" dengan Lapangan Menteng dan Stadion Ikada sebagai catatan sejarahnya dan kini untungnya Persija Jakarta mempunyai The Jakmania, yang suatu saat nanti pasti akan tercatat sebagai sejarah ibukota.

Karena pemain sepakbola pasti akan mengalami gantung sepatu dan seorang supporter harus berpikir ribuan kali untuk gantung atribut. Ketika banyak orang beranggapan "menang kalah itu biasa" sepertinya untuk saat ini saya menolak sebuah anggapan tersebut, kemenangan adalah hasil kerja keras dan semua tim ingin merasakan kemenangan tapi kondisinya adalah ketika sebuah tim bermain dengan penuh kebanggaan, anggapan "menang kalah itu biasa" sudah sepatutnya dipinggirkan terlebih dahulu, berkacalah dari tribun ekonomi wahai Persija Jakarta ada teriakan harapan yang sedang haus akan kemenangan,2 x 45 menit adalah sebuah kebanggaan, kawan!!! (@mas23dimas/JO)

#BangkitPersija
#ForzaPersija#RealPersija

No comments

© KATABANGJAKA