~ 2 x 45 = 18 ~
JakOnline
- Sepakbola memang bukan hitung-hitungan ilmu matematika. Hasil 3 kali
menang, 3 kali imbang dan 11 kali menelan kekalahan berimbas pada
Persija Jakarta yang menempati posisi paling buncit pada paruh pertama
kompetisi ISL pada musim ini.
Kepiawaian tim berlambang monas
di dada mengambil hati para The Jakmania memang tidak perlu diragukan
lagi, kondisi Persija Jakarta kini seperti sebuah acara reality show
yang sukses membuat the jakmania dan para persija loverslainnya seperti
sedang menunggu kejutan-kejutan apa lagi yang akan terjadi pada
momen-momen selanjutnya. Management Persija Jakarta ibarat iklan-iklan
yang muncul pada acara reality show, ya hanya sebuah iklan yang sering
kali mengumbar janji-janji palsu Ketika poin 3 terasa sangat sulit untuk
di dapat pada putaran pertama kemarin, seketika saya teringat sebuah
chants yang berbunyi, "Kami Satu Jiwa, Kami Satu Cipta, Kami Satu Cinta,
PERSIJA"
Perhatikan ada 3 suku kalimat kata dalam lirik chants
tersebut. Lalu "demi kemenangan, demi kejayaan, demi kesatuan,
PERSIJA". Terselip lagi 3 suku kalimat dalam chants tersebut. Terkesan
kebetulan memang tapi Persija Jakarta bukan tim yang berdiri secara
kebetulan bukan?
Ada di urutan 18 bukanlah sebuah tradisi yang
patut diapresiasi, kemenangan akan terwujud jika sudah tercipta sebuah
kenyamanan,apalah arti bongkar pasang di putaran ke 2 esok jika
kenyamanan dalam bermain masih sulit untuk didapatkan dan lagi-lagi The
Jakmania seperti mengamalkan cinta tak bersyarat.
Jika panggung
drama itu bernama sepakbola, Persija Jakarta ibarat seorang aktor atau
aktris yang sedang lupa naskah teks drama tersebut, lupa ada sebuah
kebanggaan yang bernama kemenangan dan terkesan tidak terlalu berani
mengambil improvisasi yang alhasil membuat para penonton terkesan jenuh
dan jemu dalam melihat "acting" nya yang terkesan asal-asalan.Management
seperti mendewakan peribahasa "tak ada rotan akar pun jadi" , ayolah
kawan-kawan dari management, tim ibukota ini bukan tim underdog dan
selalu ada ekspektasi berlebih jika tim ini bertanding.
Jika
seorang Bambang Pamungkas pernah berkata, “Mengoleksi 10 gelar juara
liga Indonesia dan menjadi salah satu dari 2 tim yang belum pernah
terdegradasi sejak berdirinya klub ini pada tahun 1928, jelas sebuah
prestasi yang tidak dapat dipandang sebelah mata”. Dari Maulwi Saelan ke
Rahmad Darmawan sampai ke Bambang Pamungkas dan kini Rudi Setiawan,
Persija Jakarta tetap Persija Jakarta tim "terlanjur besar" dengan
Lapangan Menteng dan Stadion Ikada sebagai catatan sejarahnya dan kini
untungnya Persija Jakarta mempunyai The Jakmania, yang suatu saat nanti
pasti akan tercatat sebagai sejarah ibukota.
Karena pemain
sepakbola pasti akan mengalami gantung sepatu dan seorang supporter
harus berpikir ribuan kali untuk gantung atribut. Ketika banyak orang
beranggapan "menang kalah itu biasa" sepertinya untuk saat ini saya
menolak sebuah anggapan tersebut, kemenangan adalah hasil kerja keras
dan semua tim ingin merasakan kemenangan tapi kondisinya adalah ketika
sebuah tim bermain dengan penuh kebanggaan, anggapan "menang kalah itu
biasa" sudah sepatutnya dipinggirkan terlebih dahulu, berkacalah dari
tribun ekonomi wahai Persija Jakarta ada teriakan harapan yang sedang
haus akan kemenangan,2 x 45 menit adalah sebuah kebanggaan, kawan!!!
(@mas23dimas/JO)
#BangkitPersija
#ForzaPersija#RealPersija
No comments
Post a Comment