MANCHESTER, Ahmad Zakaria Ghifari.com —Langit di atas Stadion Old Trafford terasa gelap. Betapa tidak,
Manchester United (MU) sebagai tuan rumah dihajar tetangganya sendiri
dengan skor 1-6, Minggu (23/10/2011). Kekalahan yang tak hanya
menghentikan perolehan poin MU, tetapi juga menyebabkan rasa malu dan
sakit yang cukup dalam.
Derbi Manchester sudah sedemikian panas. Ini bukan sekadar pertandingan sepak bola, melainkan juga gengsi dan rasa hormat.
Angka 1-6 jelas pukulan amat telak. Dan, ini memasuki angka 16 buat
Manchester City bisa mengalahkan rival sekotanya di Old Trafford.
Sepanjang sejarah, MU memang lebih superior. Dari 131 pertemuan, MU
menang 51 kali dan City hanya kebagian 36 kemenangan. Jumlah gol yang
dicetak juga unggul MU. "Setan Merah" berhasil menyarangkan 186 gol,
sedangkan City hanya mampu menyarangkan 179 gol, termasuk 6 gol ke
gawang David de Gea, Minggu itu.
"Ada banyak rasa malu dalam ruang ganti hari ini. Mereka semua kecewa," ujar Ferguson.
"Ini merupakan hari paling buruk selama karier saya. Bahkan, ketika
masih menjadi pemain, saya tak pernah berpikir kalah 1-6. Ini jadi
tantangan untuk saya. Saya tak percaya dengan hasil ini," sesal
Ferguson.
Hasil ini memang tamparan berat. MU sebelumnya merasa yakin bisa
menundukkan tetangganya di Old Trafford. Apalagi, mereka berambisi
kembali ke puncak klasemen, merebut posisi City.
Yang terjadi justru sebaliknya. Kekalahan itu membuat City makin
melambung di puncak klasemen, jauh meninggalkan MU yang berada di tempat
kedua, sejarak 5 poin.
Kepercayaan diri itu tampak dari pernyataan Ferguson sendiri.
Sebelumnya, ia menyebut City adalah tetangga yang berisik. Ini untuk
menanggapi euforia City yang ia anggap kelewat dan keburu senang dengan
performa di awal musim ini.
Kini, City jauh lebih berisik. Bukan berisik tanpa alasan, melainkan
karena meraih sukses besar menundukkan MU di kandangnya dengan skor
telak. Mereka pesta dan menemukan kepercayaan diri.
"Bagi saya, kemenangan jauh lebih penting daripada skor. Ini akan
meningkatkan kepercayaan tim kami," kata Manajer Manchester City Roberto
Mancini.
Sementara defender City, Micah Richard, mengatakan, Ferguson kini
menyesal karena telah menyebut timnya sebagai tetangga yang berisik.
Bukan hanya menyesal, Ferguson mengakui ini hari buruk buat dia juga MU.
Bahkan, ia mengakui pula, kekalahan tersebut membuat mereka malu dan
merasa memiliki hari buruk.
Angka 1 dan 6 memang sangat menyakitkan buat MU. Kekalahan 1-6 yang tak
pernah mereka bayangkan sebelumnya. Sebaliknya, ini angka penuh makna
buat City. Mereka untuk ke-16 kalinya mengalahkan MU dengan angka 1 dan 6
alias 1-6.
Namun, MU tetaplah tim bermental juara. Mereka tak pernah menyerah dan
segera mendongakkan kepala lagi dan terus berjuang dalam persaingan.
Mentalitas itu yang dipuji Mancini.
"Saya menaruh rasa hormat kepada MU. Bahkan, saat bermain 10 orang saja,
mereka masih terus berjuang dan bisa mencetak gol. Itu mentalitas yang
luar biasa," puji Mancini.
Ya, City memang tak boleh terlalu berbesar diri. Sebab, kompetisi masih
panjang. Mancini sadar, segalanya masih bisa terjadi. Demikian juga bagi
MU, jalan menuju juara masih terbuka. Mentalitas itu yang dihormati,
sekaligus ditakutkan lawan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments
Post a Comment